Minggu, 24 Juni 2012

Jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.




jurnalistik dibagi menjadi ke dalam tiga bagian besar, yaitu:
a. Jurnalistik Media Cetak
Jurnalistik Media Cetak dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor verbal dan visual. Dalam perfektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas, dan akurat, melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah) selera dengar (radio siaran), dan selera menonton (televisi).
b. Jurnalistik Media Elektronik Auditif
Jurnalistik Media Elektronik auditif atau jurnalsitik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal.
c. Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual
 
 
 
Produk Jurnalistik
Produk jurnalistik digolongkan atas : surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkala lainnya seperti radio, televisi dan media on line internet. Surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin dapat digolongkan ke dalam tiga besar, yaitu berita (news), opini (views), dan iklan (advertising). Namun dari tiga golongan tadi yang bisa disebut produk jurnalistik hanyalah berita dan opini saja.
Kelompok berita (news), meliputi berita langsung (sraight news), berita menyeluruh (comprehensive news), berita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth reperting), berita menyelidikan (investigative news), berita khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news).
Kelompok opini, meliputi tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca. Sedangkan kelompok iklan, mencakup berbagai jenis dan sifat iklan mulai dari iklan produk barang dan jasa, iklan keluarga seperti iklan dukacita, sampai kepada iklan layanan masyarakat.

Ruang Lingkup Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data grafik maupun dalan bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jelis saluran yang tersedia (pasal 1 ayat (1) UU pokok Pers No. 40/1999).
Fungsi Utama Pers, yaitu:
a. Informasi
b. Edukasi
c. Koreksi
d. Rekreasi
e. Mediasi

Karakteristik Pers, yaitu;

- Periodesitas, artinya pers harus harus terbir secara teratur.
- Publisistas, artinya pers ditujukan kepada khalayak sasaran umum yang sangat heterogen.
- Aktualitas, berarti informasi apa pun yang disuguhkan media pers harus mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau sedang terjadi.
- Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan dari keanekaragaman materi isinya.
- Objektivitas, merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.
Tipologi Pers, terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Pers berkualitas, pers jenis ini serius dalam segala hal dengan mengutamakan pendekatan rasional institusional.
- Pers populer, memilih penyajian yang sesuai dengan selera jaman, cepat berubah-rubah, sederhana, tegas- lugas, enak dipandang, mudah dibaca, kaya warna, dan sangat kompromistis dengan tuntutan pesar.
- Pers kuning, penyajian pers jenis ini banyak mengekploitasi warna. Segala macam warna ditampilkan untuk mengundang perhatian. Penataan judul sering tak beraturan, tumpang-tindih.
Jenis dan Wilayah Sirkulasi Pers,
Menurut segmentasi dan pangsa pasarnya, pers dapat diklasifikasi kedalam lima kelompok, yaitu pers komunitas, pers lokal, pers regional, pers nasional, dan pers internasional.
Pilar Penyangga Pers, yaitu:
- Idealisme
- Komersialisme
- Profesionalisme
Landasan Pers Nasional
Dalam SK Dewan Pers 79/1974 ditegaskan, pers nasional berpijak kepada enam landasan, yaitu:
- Landasan idiil adalah pancasila
- Landasan kontitusional adalah UUD 1945.
- Landasan strategis operasional adalah garis-garis besar Laluan negara (GBHN).
- Landasan yuridis formal UU Pokok Pers NO.11/1966.
- Landasan sosiologis kultural adalah tata nilai dan norma sosial budaya agama yang berlaku pada masyarakat bangsa indonesia
- Landasan etis propesional adalah kode etik Persatuan Wartawan Iandonesia (PWI).
Klasifikasi, Jenis dan Nilai Berita

Klasifikasi Berita

Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Berita ringan (soft news).
2. Berita berat (hard news).
Jenis-jenis Berita, yaitu:
a. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa.
b. Depth news report, reporter menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut.
c. Comprehensive merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.
d. Interpretative report, biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial.
e. Feature story, penulis mencari fakta yang menarik perhatian pembacanya.
f. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistk yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwafenomenal atau aktual.
g. Investigative reporting, para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi suatu tujuan. Biasanya pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis.
h. Editorial writing adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan memengaruhi pendapat umum.
i.
Nilai berita, terbagi menjadi 11 nilai, yaitu:
1. Keluarbiasaan, berita adalah sesuatu yang luar biasa. Semakin besar suatu peristiwa semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkan.
2. Kebaruan, berita adalah sesuatu yang baru. Apa saja perubahan penting yang terjadi dan dianggap berarti.
3. Akibat, dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal yaitu seberapa banyak khalayak yang terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengena kepada khalayak atau tidak.
4. Aktual, berita adalah apa yang terjadi hari ini, apa saja yang belum diketahui, tentang apa saja yang akan terjadi hari ini atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian yang berbeda dengan opini sebelumnya sehingga opini itu mengandung informasi penting dan berarti.
5. Kedekatan, berita adalah kedekatan, baik secara geografis maupun psikologis.
6. Informasi, informasi yang diberikan harus bermanfat bagi khalayak.
7. Konflik, berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan.
8. Orang penting
9. Ketertarikan manusiawi
10. Kejutan, berita bisa membawa sebuah kejutan yang tidak pernah terduga.
11. seks

Mencari, meliput, dan Menulis Berita
Mengenali Sumber Berita
Sumber berita berdasarkan sifatnya, dibagi kedalam dua kelompok yaitu (1) sumber berita formal (resmi), seperti para wartawan yang memburu berita di kantor pejabat. (2) sumber berita informal, seperti wartawan yang memperoleh berita dari anggota masyarakat, ilmuan, para teknisi, atau peneliti lapangan.
3. Sumber berita berdasarkan materi isinya, menurut Errol Jonathan, dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu:
a. Paper trail, bahan berita berupa tulisan seperti press release, dokumen atau makalah.
b. Electronic trail, sumber berita dapat diperoleh dari perangkat elekronik seperti internet.
c. People trail, orang sebagai narasumber.
Teknik Wawancara Berita
1. Persyaratan wawancara berita, yaitu mempunyai tujuan yang jelas, efisien, menyenangkan, mengandalkan persiapan dan riset awal, melibatkan khalayak, menimbulkan spontanitas, pewawancara sebagai pengendali, dan mengembangkan logika.
2. Jenis-jenis wawancara berita, yaitu wawancara sosok pribadi, wawancara berita, wawancara jalanan, wawancara sambil lalu, wawancara telepon, wawancara tertulis, dan wawancara kelompok.
3. Hal yang harus diperhatikan selama wawancara, yaitu menjaga suasana, bersikap wajar, memelihara situasi, tangkas dalam menarik kesipulan, menjaga pokok persoalan, kritis, dan menjaga sopan santun.
4. Pola wawancara berita, menurut Bruce D. Itule terdapat dua macam pola wawancara. Pertama, Funnel interview, yaitu pola wawancara yang disusun seperti bentuk corong atau cerobong. Pola wawancara seperti ini diawali dengan perbincangan. Kedua, interved funnel interview, yaitu pola wawancara yang disusun seperti cerobong terbalik. Reporter langsung menanyakan hal yang pokok tanpa memulai hal yang umum.

Syarat Judul Berita

Judul adalah pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita. Judul berita yang baik harus memenuhi tujuh syarat, yaitu:
- Provokatif
- Singkat dan padat
- Relevan
- Fungsional
- Formal
- Representatif
- Merujuk pada bahasa baku
- Spesifik

Jenis-jenis Teras Berita

Teras berita dibagi kedalam 12 bagian, yaitu:
1. Who lead (teras berita siapa), dipilih dengan unsur pertimbangan unsur siapa atau pelaku peristiwa memiliki nilai berita yang besar dan kuat.
2. What lead (teras berita apa), pertimbangan unsur apa memiliki nilai berita jauh lebih besar.
3. When Lead (teras berita kapan), mempertimbangkan unsur waktu yang memiliki nilai berita yang besar.
4. Where Lead (teras berita dimana), menunjuk kepada tempat yang dipilih melalui pertimbangan unsur tempat yang memiliki nilai berita yang kuat.
5. Why Lead (teras berita mengapa), mempertimbangkan unsur mengapa atau sesuatu yang menjadi penyebab dan latar belakang peristiwa, diasumsikan memiliki nilai berita yang lebih besar.
6. How Lead (teras berita bagaimana), dengan mempertimbangkan unsur bagaimana atau sesuatu yang menjadi petunjuk tentang bagaimana suatu peristiwa terjadi, jalan keluar atau langkah suatu solusi yang akan diambil.
7. Contrast Lead (teras berita kontras), mempertimbangkan unsur kontras atau sesuatu yang berlawanan pada subjek pelaku peristiwa.
8. Quotatian Lead (teras berita kutipan), dengan pertimbangan unsur perkataan langsung yang dilontarkan oleh narasumber atau pelaku peristiwa.
9. Question Lead (teras berita Pertanyaan), mempertimbangkan unsur pertanyaan yang dilontarkan oleh narasumber atau pelaku peristiwa.
10. Descriptive Lead (teras berita pemaparan), dengan pertimbangan unsur suasana atau sitauasi yang melekat dalam suatu peristiwayang terjadi.
11. Naratif Lead (teras berita Bercerita), dengan mempertimbangkan unsur realitas cerita yang terdapat dalam suatu peristiwa yang terjadi.
12. Exclamation Lead (teras berita menjerit), dengan dasar kenyakinan unsur jeritan atau teriakan yang dilontarkan oleh narasumber atau pelaku peristiwa.



Dikutip Dari: http://bachtiarhakim.wordpress.com/2008/03/13/jurnalistik-indonesia-menulis-berita-dan-feature-as-haris-sumadiria/